DASAR BIOMOLEKULER
O L E H
KELOMPOK 7
· M111 13 076 Khadijah Nurutami
· M111 13 077 Patmawati
· M111 13 078 Muhammad Fadli Alamsyah
· M111 13 079 Meylinda Sandodo
· M111 13 080 Anni Safitri
· M111 13 081 Muhammad Fajar Bahari
· M111 13 082 Sri Arfiani Rahim Sila
· M111 13 083 Muhammad Agung
· M111 13 084 Lela Satriani Candra
· M111 13 085 Muthmainnah Aqilah
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2 0 1 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah dengan judul “DASAR
BIOMOLEKULER”. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
kelompok dalam mata kuliahan Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan
saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan
tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi
salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis
banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis
telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat karya tulis yang
sebaik-baiknya.
Sebagai
pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi
lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya
tulis ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Amin.
Makassar, 29 Nopember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 1
C.
Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat
Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
1.
Asam Amino dan Protein 3
2.
Karbohidrat 10
3.
Lipida 23
4. Asam
Nukleat 30
BAB III PENUTUP 36
A.
Kesimpulan 36
B. Saran 36
DAFTAR PUSTAKA 37
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Biomolekular dimaksudkan adalah
molekul-molekul utama yang menunjang berlangsungnya kehidupan, baik sebagai
pembentuk struktur sel, sumber energi, pengendalian metabolisme hormonal dan
transformasi genetik. Sangat banyak molekul-molekul organik yang berperan dalam
kelangsungan kehidupan, namun tidak dikemukakan di sini. Sebagai pengetahuan
dasar maka secara singkat akan dikemukakan beberapa sifat kimia dari senyawa
biomolekular utama, seperti protein, karbohidrat, lipida, dan asam nukleat.
Kajian yang lebih mendalam mengenai biomolekular tersebut dapat dipelajari pada
buku-buku kimia organik dan biokimia.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu :
1.
Apa-apa sajakah yang
termasuk senyawa biomolekular?
2.
Bagaimana
klasifikasi-klasifikasisenyawa biomolekular?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.
Sebagai salah satu syarat
dalam mengikuti mata kuliah Kimia.
2.
Menambah wawasan tentang biomolekular.
3.
Mengetahui dasar-dasar
biomolekular.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat
dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.
Sebagai pedoman untuk
menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.
2.
Sebagai referensi bagi
penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
3.
Sebagai bahan bacaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Asam Amino dan Protein
Asam amino
adalah senyawa organik yang merupakan monomer (satuan pembentuk) protein. Asam
amino mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus karboksil yang
terikat pada atom karbon yang sama. Atom karbon yang mengikat gugus amino
adalah atom karbon α terhadap karboksil, karenanya dapat disebut asam α amino
karboksilat. Rumus asam amino ditunjukkan sebagai berikut.
R
α
H2N C COOH
H
Protein adalah
salah satu makrobiomolekular yang berfungsi sebagai pembentuk struktur sel dari
pada makhluk hidup termasuk manusia. Protein adalah polimer dari asam-asam
amino yang tersambung melalui ikatan peptida, oleh karenanya dapat juga disebut
polipeptida. Hal yang menarik bahwa protein pada semua bentuk kehidupan
mengandung 20 jenis asam amino, namun interkoneksinya menghasilkan ragam
makhluk hidup yang tak terhingga banyaknya. Rumus dan nama 20 jenis asam-asam
amino pembentuk protein diberkan pada bagian berikutnya.
1.1 Tatanama Asam Amino
Nama biasa (umum) dan singkatan, serta kimia/secara
sistematik ditunjukkan di bawah.
Nama Biasa Nama Sistematika Rumus
Struktur
Alanin (Ala) As. 2-amino propanoat CH3-CH-COOH
NH2
Valin
(val) As. 2-amino-3-metil butanoat CH3-CH - CH-COOH
CH3 NH2
Leusin
(Leu) As. 2-amino-4-metil-Pentanoat CH3-CH-CH2-CH-COOH
CH3 NH2
Isoleusin
(Ile) As. 2-amino-4-metil pentanoat CH3-CH2-CH-CH-COOH
CH3 NH2
Prolin (Pro) As. Furano metanoat
NH COOH
Fenilalanin(fen) As. 2-amino-3-fenilpropanoat CH2-CH-COOH
NH2
Triptofan (Trip) As.
2-amino-3-(3-idolil)-propanoat CH2-CH-COOH
N
H
Metionin
(Met) As. 2-amino-4-(metil tio) butanoat CH2-CH2-CH-COOH
S-CH3 NH2
Glisin (Gli) As. 2 amino etanoat H-CH-COOH
NH2
Serin
(Ser) As. 2 amino-3-hidroksi
propanoat CH2-CH-COOH
OH NH2
Treonin
(Tre) As. 2-amino-3-hidroksi butanoat CH3-CH-CH-COOH
OH NH2
Sistein
(Sis) As. 2-amino-3 merkapto propanoat CH2-CH-COOH
SH NH2
Tirosin (Tir) As. 2-amino-3-(p-hidroksi fenil) HO -- --CH2-CH-COOH
Propanoat NH2
Aspargin (Asn) As.
2-amino suksinat NH2-C-CH2-CH-COOH
O NH2
Glutamin (Gln) As.
2-amino glutaramat NH2-C-CH2-CH2-CH-COOH
O NH2
As. Aspartat As. 2-amino suksinamat HO-C-CH2-CH-COOH
(Asp) O NH2
As. Glutamat As. 2-Glutarat HO-C-CH2-CH2-CH-COOH
(Glu) O NH2
Liain
(Lis) As. 2,6-diamino heksanoat CH2-(CH2)3-CH-COOH
NH3 NH2
Arginin
(Arg) As. 2-amino-5 guanido valerat HN-(CH2)3-CH-COOH
H2N-C=NH2 NH2
Histidin (His) As.
2 amino-3-imidazol propanoat CH2-CH-COOH
HN N
NH2
1.2 Klasifikasi Asam Amino
Asam
amino diatas dapat di klasifikasikan menjadi 4 golongan berdasarkan relatif
gugus R-nya ( R= gugus yang terikat pada atom C- α pada asam amino).
a. Asam amino dengan gugus R non
polar (tak mengutub)
Asam
amino dengan gugus R non polar, adalah gugus yang mempunyai sedikit atau tidak
mempunyai selisih muatan dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Golongan
ini terdiri dari lima asam amino yang mengandung gugus alifatik (alanin,
leusin, isoleusin, valin dan prolin) dua dengan R aromatik (fenil alanin dan
triptopan) dan satu mengandung atom sulfur (metionin). Pada umumnya golongan
asam amino ini bersifat kurang atau tidak larut dalam air.
b. Asam amino dengan gugus R
mengutub tak bermuatan
Golongan ini lebih mudah larut dalam
air daripada golongan yang tak mengutub, karena gugus R mengutub dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Termasuk golongan ini adalah
serin, treonin, dan tirosin yang kekutubannya disebabkan oleh adanya gugus
hidroksil (-OH). Asparagin dan glutamin yang kekutubannya disebabkan oleh gugus
amida (-CONH2) serta sistein oleh gugus sulfidril (-SH).
Asparagin dan glutamin,
masing-masing merupakan bentuk senyawa amida dari asam aspartat dan asam
glutamat dan mudah terhidrolisis oleh asam atau basa. Sistein yang mengandung
gugus tiol dan tirosin yang mengandung gugus hidroksil fenol bersifat paling
mengutub dalam golongan asam amino ini.
c. Asam amino dengan gugus R
bermuatan negatif (Asam amino asam)
Golongan asam amino ini bermuatan
negatif pada pH 6,0 – 7,0 dan terdiri dari asam aspartat dan asam glutamat yang
masing-masing mempunyai 2 gugus karboksil (-COOH).
d. Asam amino dengan gugus R
bermuatan positif (Asam amino basa)
Golongan asam amino ini bermuatan
positif pada pH 7,0 terdiri dari lisin, histidin, dan arginin.
1.3 Stereo Kimia Asam
Amino
Semua asam amino yang
didapat dari hasil hidrolisa protein. Kecuali glisin, mempunyai sifat aktif
optik yaitu dapat memutar bidang polarisasi cahaya bila diperiksa dengan
polarimete. Sifat optik aktif disebabkan oleh atom karbon yang asimetris, yaitu
atom karbon yang mengikat empat gugus yang berlainan. Jumlah bentuk stereo
isomer yang mungkin terjadi sama dengan 2n
dimana n adalah jumlah atom karbon yang asimetris.
H-CH-COOH H CH3-CH2-C*H-C*H-COOH
NH2 CH3-C*-COOH CH3 NH2
NH2
Glisin Alanin Isoleusin
Ket : -Asam amino glisin
(tidak punya atom C* assimetri)
-Asam amino
alanin, satu atom asimetri C*
-Isoleusin
dengan dua atom karbon asimetri C*
1.4 Reaksi Asam Amino
dan Pembentukan Protein
Gugus
karboksil dan gugus amino asam amino memperlihatkan semua reaksi yang dapat
diharapkan dari fungsi-fungsi ini. Misalnya pembentukan garam, pengesteran dan
asilasi. Di samping itu gugus yang terdapat pada rantai samping (R) juga dapat
memberikan reaksi khas asam amino. Beberapa reaksi asam amino yang umum di
gunakan antara lain reaksi Ninhidrin, reaksi Edman. Reaksi-reaksi tersebut
sangat berguna dalam analisis asam amino. Pengetahuan tentang hal itu dapat
dibaca pada buku kimia organik dan biokimia.
Reaksi
asam amino yang sangat penting adalah reaksi kondensasi antara asam-asam amino
membentuk protein. Interaksi asam-asam amino membentuk protein melalui ikatan
kovalen peptida. Dalam hubungan ini maka protein disebut juga polipeptida .
ikatan peptida adalah ikatan antara gugus karboksil dari satu asam amino dengan
gugus amino dari asam amino yang lain.
Bila
gugus amino dan gugus hidroksil asam amino bergabung membentuk ikatan peptida .
unsur asam aminonya dinamakan residu asam amino. Suatu peptida yang terdiri
dari 2 residu asam amino disebut dipeptida. Tiga residu asam amino tripeptida
dan seterusnya. Bila peptida mengandung bnyak (katakan lebih dari 10) residu
asam amino.peptida itu dinamakan polipeptida. Banyak hormon atau semua protein
sederhana adalah polipeptida.
Jika
protein-protein hanya terhidrolisa maka polimer-polimer yang lebih kecil yang
terbentuk dari asam-asam amino disebut peptida. Sebagai contoh salah satu hasil
hidrolisis sebahagian dari sutra adalah glisil-glisin. Merupakan suatu bentuk
amida dari dua asam amino glisin. Di bawah ini ditunjukkan suatu dipeptida
alanilserin yang ditunjukkan dengan garis yang lebih tebal.
O CH₂OH
CH₃-CH-COOH +
CH₂-CH-COOH -H₂O H₂N
C CH OH
NH₂ OH NH₂ CH N
C
CH₃ H
O
Ikatan peptide
Alanilserin
Menurut
perjanjian, struktur peptida selalu ditulis dengan residu asam amino N-ujung (
residu dengan gugus α-karboksil bebas ) di sebelah kiri dan dengan residu C
ujung ( residu dengan gugus α-karboksil bebas ) di sebelah kanan. Perhatikan
bahwa peptida ini mempunyai satu gugus α-amino bebas dan satu gugus α-kaboksil
bebas. Sehingga demikian nama dari suatu peptida diambil dari suatu gabungan nama
atau singkatan nama sam-asam amino pembentuknya, yang dimulai dengan asam amino
B-ujung dan diakhiri dengan asam amino C-ujung . suatu dipeptida yang terdiri
dari alanin, serin diberi nama alanilserin atau nama singkatnya adalah Ala-ser.
Kalau
makin panjang suatu rantai peptida, maka jumlah isomer-isomer mungkin akan
bertambah banyak pula. Oleh karena itu kurang lebih 8000 tripeptida yang
mungkin terbentuk secara teori dari 20 macam asam amino.
Sejumlah
peptide kecil ditemukan di dalam beberapa antibiotik seperti basitrisin yang
merupakan suatu peptide dan terdapat pada semua sel hewan dan tumbuhan jenis
peptide lain yang mempunyai arti khusus yaitu hormon oksitoksin dan vasopressin.
2. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa organic biomakromolekul
alam yang banyak di gtemukan dalam makhluk hidup terutama tanaman. Pada tanaman
yang berklorofil . karbohidrat dibentuk melalui reaksi antara karbon dioksida
dan molekul air dengan bantuan sinar matahari, disebut fotosintesis.
Energi
n
CO2+ n H2O (CH2O)n
+ n O2
Pati dalam bentuk utama penyimpanan
karbohidrat yang digunakan untuk sunber makanan atau energy, sedangkan selulosa
adalah kompenen utama dalam karbohidrat pada tanaman. Glukosa adalah
karbohidrat sederhana yang paling banyak diperlukan dalam tubuh manusia. Dua
macam karbohidrat yaitu D-ribosa dan 2-Deoksiribosa adalah merupakan penyusun
kerangka inti molekul genetic DNA dan RNA. Karbohidrat juga merupakan bagian
penting dalam koenzim, antibiotika, tulang rawan, kulit kerang dan dinding sel
bakteri.
2.1 Penggolongan Karbohidrat
Karbohidrat merupakan persenyawaan
antara karbon, hydrogen dan oksigen yang terbentuk di alam dengan rumus umum
Cn(H2O)n. Melihat rumus empiris tersebut maka senyawa ini dapat di
duga sebagai “hidrat dari karbon”, sehingga disebut karbohidrat. Sejak tahun
1880 telah disadari bahwa gagasan “hidrat dari karbon “ merupakan gagasan yang
tidak tepat karena ternyata ada beberapa senyawa yang mempunyai rumus empiris
sperti itu, tetapi bukan karbohidrat. Misalnya asam asetat dapat ditulis
sebagai C2(H2O)2 dan formaldehida dengan rumus
CH2O nyatanya keduanya bukan .Dengan demikian suatu senyawa termasuk
karbohidrat tidak hanya ditinjau dari rumus empirisnya saja tetapi yang paling
penting ialah rumus strukturnya.
Dari rumus struktur akan terlihat
bahwa ada gugus fungsi penting yang terdapat pada molekul karbohidrat yaitu
gugus karbonil (aldehid dan keton). Gugus –gugus fungsi itulah yang menentukan
sifat senyawa tersebut . Berdasarkan gugus yang ada pada molekul karbohidrat ,
maka senyawa tersebut dapat didefenisikan sebagai polihidroksialdehida dan polihidroksiketon.
Berdasarkan jumlah monomer pembentuk
suatu karbohidrat maka dapat dibagi atas tiga golongan besar yaitu :
monosakarida, oligosakarida, polisakarida. Istilah sakarida berasal dadri
bahasa latin (saccharum = gula) dan mengacu pada rasa manis senyawa karbohidrat
sederhana. Hasil hidrolisis ketiga kelas utama karbohidrat tersebut saling
berkaitan.
H2O H2O
Polisakarida Oligosakarida Monosakarida
H+ H+
2.2 Monosakarida
Monosakarida adalah karbohidrat yang tak dapat
dihidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana . jika didasarkan pada gugus
fungsinya ,maka monosakarida secara keseluruhan dibagi atas dua golongan besar,
yaitu aldosajika mengandung gugus aldehid dan ketosa jika mengandung gugus
keton.
H C = O H CHOH
H C OH C
= O
H CHOH H CHOH
Gliseraldehid Dihidroksiaseton
(aldosa) (ketosa)
Gliseraldehida adalah aldosa yang paling sedrhana
dan dihidroksiaseton adalah ketosa yang paling sederhana pula. Aldosa atau
ketosa lainnya dapat diturunkan dari gliseraldehida atau dihidroksiaseton
dengan cara menambahkan atom karbon , masing-masing membawa gugus hidroksil.
H-C=O H-C=O H-C=O H-CHOH H-CHOH H-CHOH
H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-C=O H-C=O H-C=O
H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-C-OH
H-CHOH H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-C-OH H-CHOH
Tetrosa H-C-HOH H-C-OH H-C-OH H-CHOH Tetrosa
Pentosa H-C-OH H-CHOH Pentosa
Heksosa Heksosa
Aldosa Ketosa
Konfigurasi gliseraldehida
dinyatakan sebagai D apabila gugus hidroksil pada atom karbon kiral terletak di
sebelah kanan , dan L jika gugus hidroksil di sebelah kiri rumus proyeksi
Fischer. Sistem ini juga berlaku padauntuk monosakarida lain dengan cara berikut.
Jika atom karbon kiral yang terjauh dari gugus aldehida atau keton memepunyai
konfigurasi seperti D-gliseraldehida (hidroksil disebelah kanan), maka senyawa
itu adalah D-monosakarida . Jika konfigurasi pada atom karbon terjauh mempunyai
konfigurasi yang sama dengan L-gliseraldehida (hidroksil disebelah kiri) maka
senyawa itu adalah L- monosakarida.
H-C=O H-C=O
(H-C-OH)n (H-C-OH)n
H-C*-OH HO-C*-H
H-CHOH H-CHOH
D-Aldosa L-Aldosa
D-Aldosa (OH)
pada C* sebelah kanan L-aldosa (OH) pada C*sebelah kiri
2.3 Cincin Piranosa dan Puranosa
Suatu monosakarida
dalam bentuk hemiasetal cincin segi lima disebut firanosa. Furan berarti
senyawa heterosiklik oksigen bercincin lima. Demikian pula piranosa berasal
dari kata piran yang berarti senyawa heterosiklik oksigen bercincin enam.
Piran
puran
Heteroklik oksigen, piran cincin segi
enam dan puran cincin segi lima
Istilah piranosa dan furanosa
seringkali digabung dengan nama monosakaridanya, misalnya, D-glukopiranosa
untuk cincin segi enam dari D-glukosa atau D-fruktofuranosa untuk cincin segi
lima dari fruktosa.
2.4 Rumus Haworth dan Rumus
Konformasi
Dalam
larutan air hanya sekitar 0,02% glukosa berada dalam bentuk aldehid rantai
terbuka , sisanya berada dalam bentuk hemiasetal siklik.
Meskipun proyeksi Fischer cocok
untuk menunjukkan konfirmasi atom-atom disekelilingi karbon-karbon kiral suatu
karbohidrat dalam rantai terbuka ,proyeksi ini tidak sesuai untuk menyatakan
suatu struktur siklik . Penggambaran struktur siklik dengan baik dikembangkan
dengan menggunkan rumus perspektif Haworth. Dengan rumus Haworth , akan
terlihat bahwa gugus-gugus yang terikat pada karbon-karbon kiral benar-benar
berada dalam kedudukan cis dan trans terahadap yang lain pada cincin itu. Juga
rumus Haworth menghilangkan ikatan-ikatan melengkung yang terkesan dibuat-buat
pada oksigen cincin.
Menurut perjanjian, suatu rumus
Haworth digambar dengan oksigen cincin berada pada sisi terjauh cincin dan
karbon anomerik berada di sebelah kanan.
Gugus CH2OH ujung diletakkan ditas bidang cincin untuk deret D dan
dibawah bidang cincin untuk deret L .Konfigurasi α- bila gugus
hiroksil (OH) terletak dibawah bidang dan beta – jika gugus
hidroksil (OH) diatas bidang cincin.
Perhatikan bahwa gugus yang berada
di kanan dalam proyeksi Fischer akan terletak di bawah bidang pada rumus
Haworth yang datar itu, belum cukup menggambarkan kestabilan cincin piranosa .
Suatu piranosa seperti sikloheksana dapat mengalami tekukan cincin agar mencapai
keadaan yang stabil , keadaan ini dapat ditunjukkan oleh rumus konformasi.
Jika
ada rumus Haworth gugus hidroksi (OH) terletak di bawah bidang, maka rumus
konformasi gugus hidroksi (OH) tersebut juga terletak di bawah bidang .
Begitupun sebaliknya ,jika gugus hidroksi (OH) pada rumus Haworth terletak di
atas bidang . maka pada rumus konformasi pun terletak di atas bidang .
Sebagaimana lazimnya bahwa pada gugus-gugus yang besar cenderung berada posisi
ekuatorial.
2.5 Beberapa Reaksi Penting Karbohidrat
a. Oksidasi menjadi asam-asam
aldonat dan aldarat
Gugus aldehid
dapat dengan mudah mengalami oksidasi, demikian halnya dengan aldosa dapat di
oksidasi menjadi asam aldonat dengan mudah sehingga dapat dilakukan oleh
pereaksi-pereaksi seperti Ag+ dan Cu2+. Oleh sebab itu
aldosa dapat memberikan uji positif dalam uji Tollens, Fehling dan Benedict
juga oksidator ringan sekalipun . Seperti larutan Brom yang di Buffer sudah
mampu mengoksidasi aldosa.
O O
C
– H C - OH
H OH Ag atau Cu++ H OH
HO H HO H
H OH H OH
H OH H OH
CH2OH CH2OH
D- glukosa Asam D-glukosa
Oksidasi glukosa menjadi asam
aldonat
Pengoksiadasi kuat seperti laritan asam nitrat dapat
mengoksiadasi gugs aldehida dan gugus hidroksi ujung (suatu alcohol primer)
menjadi asam polihidroksikarboksialat yang dikenal sebagai asam –asam aldarat.
O COOH
C – H
H OH
H OH HNO3 HO H
HO H Kalor H OH
H OH H OH
H OH
COOH
CH2OH asam D- glukarat
D- glukosa
Oksidasi
aldosa dengan asam nitrat menjadi D-glukorat (suatu aldarat)
b. Reduksi menjadi alditol
Gugus aldehida
dari aldosa dan gugus keton dari ketosa dapat direduksi oleh berbagai zat
perduksi, sperti hydrogen katalitik atau suatu hydrogen logam, menghasilkan
polialkohol yang disebut dengan alditol.
O CH2OH
C – H
H OH
H OH H2+ katalisis HO H
HO H H OH
H OH H OH
H OH
CH2OH
CH2OH D glusitol (sorbitol)
D- glukosa
Reduksi
aldosa menjadi D-glusitol
D-glusitol alamiah telah diisolasi dari berbagai
buah , lumut dan rumput laut . Molekul D-glusitol digunakan sebagai pemanis
makan penderita diabetes.
c. Esterifikasi
Gugus-gugus hidroksi dalam
karbohidrat bersifat seperti gugus hidroksi pada alkohol lain, dapat
diesterifikasi. Misalnya dapat diubah menjadi ester melalui reaksi dengan
turunan asam. Contoh, perubahan β-D-glukosa menjadi penta asetat dengan
anhidrida asam.
d. Glukosidasi
Pengolahan lebih
lanjut suatu hemiasetal denagn alcohol akan menghasilkan suau asetat. Asetal
monosakarida disebut glikosida.
Perhatikan bahwa
hanya satu-satunya gugus hidroksil anomerik yang digantikan oleh gugus –OCH3
. asetal ini disebut glikosida. Penanaman glokosida ditunkan dari nama
monosakridannya dengan mengubah akhiran –a menjadi –ida ,sehingga glukosa
menjadi glukosida ,mannose menjadi mannosida dan seterusnya.
2.6 Oligasakarida
Oligasakarida
yang paling banyak ditemukan adalah disakarida. Disakarida adalah karbohidrat
yang terbentuk dari dua satuan monosakarida.
Yang terikat antara satu dengan yang lain melalui ikatan alkosida dalam
posisi 1,4- (alfa) atau 1,4 (beta). Dalam bagian ini akan diuraikan empat macam
disakarida yang penting, yaitu ,maltosa, seleboisa, laktosa, dan sukrosa.
a.
Maltosa
Adalah
disakarida yang diperoleh sebagai hasil hidrolisipati. Hidrolisis maltosa
selanjutnya menghasilkan glokosa yang. Oleh karena itu, maltosa terdiri dari
dua satuan glukosa, terikat antara satu dengan yang lain emelalui ikatan a-1,4
glikosida.
Karbon anemorik
dari unit glukosa yang kedua berbentuk hemiasetal yang dapat berada dalam
kesetimbangan dengan alhehidrarantai
terbuka. Oleh karena itu, maltosa dapat mengalami oksidasi, sebagaimna gula
reduksi yang telah di bahas terdahulu.
b. Selubiosa
Adalah
disakarida yang di peroleh dari hidrolisi parisial seluosa. Hidrolisi lebih
lanjut dari selulosa menghasilkan D-glokosa. Oleh karena itu, selulosa
merupakan perpaduan dua molekul dari D-glokosa melalui ikatan b-1,4-glikosida,
jadi merupakan isomer maltosa.
c. Laktosa
Adalah
gula utama yang terdapat dalam satu sapi dan manusia (4-8% laktosa). Hidrolisi
laktosa menghasilkan D-glukosa dan D-glukosa dalam jumlah yang sama. Karbon
anemorik unit glaktosa mempunyai konfigurasi b pada atom C-1 Yang di hubungkan
dengan gugus hidroksil atom C-4 dari unit glukosa.
Dalam
metabolisme tubuh manusia yang normal, laktosa dihidrolisis secara enzematis
menjadi D-glaktosa dan D-glukosa, selanjutnya glaktosa tersebut di ubah menjadi
glukosa tidak berfungsilaktosa masih memilki atom karbon anomerik hemiasetal
yang dapat mereduksi pereaksi fehling Benedik dan Tollen. Oleh sebab itu masih
tergolong sebagai gula produksi.
d. Sukrosa
Sukrosa lebih
populer disebut gula pasir. Sukrosa terdapat pada semu tanaman yang mengalami
fotosintesis dan berfungsi sebagai sumber energy. Gula ini diperoleh dari
tanaman tebu dan bit, tediri dari satu satuan glukosa dan satu satuan fruktosa.
Ikatan antara unit glukosa dengan unit fruktosa melalui ikatan glikosida, dengan
menggunakan atom karbon anomerik, yaitu atom C – 1 dari unit glukosa terikat
melalui oksigen ke atom C – 2 pad uinit fruktosa dan fuktosa merupakan bentuk
furanosa.
Oleh karena
karbon anomerik dari kedua unit sudah saling berikatan, sehingga setiap unit monosakarida
tidak lagi memiliki gugus hemiasetal. Karena itu, sukrosa didalam air tidak
berada dalam kestimbangan dengan suatu bentuk aldehida atau keton, sukroa tidak
menunjukkan mutarotasi dan bukanah gula pereduksi atau disebut gula non
reeduksi, berbeda dengan monosakarida dan disakarida yang telah diuraikan
sebelumnya.
Hidolisis
sukrosa oleh asam atau enzim invertase, menghasilkan campuran D – glukosa dan D
– fruktosa disebut gula inverse. Invertas terdapat dalam ragi beberapa serangga
terutama lebah madu. Karena adanya fruktosa bebas maka gula inversi lebih manis
dari gula sukrosa. Suatu gula inverse sintetik disebut isomerase yang dibuat
dengan isomerisasi enzimatik dari glukosa dalam sirup jagung, digunakan pada
pembuatan es krim, minuman ringan dan permen.
2.7 Polisakarida
Tersusun dari banyak
unit monokrasida yang terikat antara satu dengan yang lain melalui ikatan
glikosida. Hidrolisis total dari polisakarida menghasilkan monosakarida. Dalam
bagian ini akan di uraikan secara singkat tentang polisakarida selengkapnya
dapat dibaca pada buku biokimia. Beberapa polisakarida yang terpenting, yaitu
selulosa, pati (aamilosa dan amilopektin). Glikogen, kitin, akan di kemukakan
berikut ini.
a. Selulosa
Selulosa
adalah polimer tak bercabang dari glukosa yang dihubungkan melalui ikatan
1,4—β-glikosida 300-15000 unit D – glukosa membentuk rantai lurus, terikat
sebagai unit-unit selulosa. Makromolekul selulosa dapat dapat beragregasi
membentuk fibril yang terikat melalui ikatan hydrogen antara gugus hidroksil pada
rantai yang berseblahan. Serat selulosa yang mempunyai kekuatan fisik yang
tinggi terbentuk dari fibril-fibril ini, tergulung seperti spiral dengan arah
yang berlawanan menurut sumbu. Diperkirakan sekitar 1011 ton
selulosa dibiosintesis tiap tahun, sekitar 5% karbon dialam ini terikat dalam
bentuk selulosa, kayu mengandung sekitar 50%, kapas 90%, daun kering 20%.
Manusia tidak
dapat mencerna selulosa, sekalipun dapat mencerna pati dan glikogen. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan stereokimia ikatan glikosida pada atom C – 1
setiap unit glukosa. System pencernaan manusia mengandung enzim yang dapat
membantu mengkatalsis hidrolisis ikatan α-glikosida. Akan tetapi tidak
mempunyai enzim yang diperlukan untuk menghidrolisis β-glikosida. Namun banyak bakteri
yang mempunyai β-glikosida dan dapat menghidrolisis selulosa. Rayap misalnya,
memiliki bakteri semacam ini dalam ususnya sehingga dapat hidup dengan memakan
pokok kayu.
Selulosa tidak
termasuk gula pereduksi, karena relatif tidak lagi memiliki atom karbon
hemiasetal. Walaupun selulosa memiliki karbon hemiasetat pada ujung ranting,
tetapi pengaruhnya tidaklah nyata, karena sangat kecil jika dibandingkan dengan
molekulnya yang besar.
b. Pati
Pati merupakan
polisakarida yang melimpah setelah selulosa. Berfungsi sebagai penyimpanan
energy. Pati banyak tedapat pada padi-padian, kentang, jagung da lain-lain.
Pati dapat dipisahkan menjadi dua komponen utama berdasarkan kelarutaan bila
dibubur dalam air panas. Sekitar 20% pati adalah amilosa (larut) dan 80% adalah amilopektin
(tidak larut).
Amilosa adalah
polimer linier dari α-D-glukosa, sekitar 50 sampai 300 unit-unit glukosa yang
dihubungkan anntara satu dengan lainnya melalui ikatan 1,4-α-glikosida. Dalam
larutan, rantai amiosa berbentuk heliks menyerupai kumparan, karena adanya
ikatan dengan konfigurasi α pada setiap unit glukosa. Kumparan yang
berbentuk tabung ini memungkinkan
terbentuknya senyawa kompleks dengan molekul lain, terutama molekul-molekul
kecil yang dapat masuk kedalam
kumparannya. Warna biru tua yang ditimbulkan pada penambahan yodium pada pati
adalah contoh pembentukan kompleks tersebut. Hidrolisis lengkap dari amilosa
menghasilkan hanya D-glukos, hidroisis parsial menghasilkan maltose sebagai
satu-satunya disakarida.
Amilopektin
adalah suatu poisakarida yang jauh lebih besar daripada amilosa, mengandung
kurang lebiih 1000 satuan glukosa permolekul. Sebagaimana rantai amilosa,
amilopektin -pun memiliki rantai utama yang terdiri dari rantai glukosa dengan
ikatan 1,4-α-D-glikosida. Perbedaan antara amilosa dengan amilopektin adalah
amilopektin yang memiliki percabangan. Setiap percabangan memiliki kira-kira
24-30 unit glukosa ikatan pada titik percabangan adalah 1,6-α-glikosida. Hidrolisis
lengkap terhadap amilopektin menghasilkan hanya glukosa. Namun hidroisis
parsial akan menghasilkan maltose dan
isomaltosa. Isomaltosa tersebut
berasal dari percabangan α-1,6. Campuran oligosakarida yang diperoleh dari
hidrolisis parsial amilopektin, dikenal sebagai dekstrin yang dipergunakan sebagai lem, pasta dan kanji tekstil.
c. Glikogen
Adalah polisakarida
yang berfungsi sebagai penyimpan glukosa dalam hewan (terutama dalam hati dan
otot). Struktur glikogen mirip amilopektin. Yaitu mengandung rantai glukosa
yang terikat 1,4-a dengan percabangan 1,6-a. molekul glikogen jauh lebih besar
dan lebih bercabang di banding amilopektin. Glikogen mempunyai bobot molekul
tinggi, memilki sekitar 100.000 unit glukosa,dengan percabangan terdapat pada
setiap 8-12 unit glukosa. Glikogen dihasilkan jika glukosa di serap ke dalam
darah dan di angkut ke hati, otot, lalu membentuk polimer dengan bantuan enzim.
Glikogen membantu mempertahankan kesetimbangan gula dalam tubuh, dengan jalan menyimpan
kelebihan gula yang dicerna dari makanan dan mensuplai ke dalam darah jika diperlukan.
d. Kitin
Adalah
polisakarida liner yang mengandung N-asetil-D-glukosamin terikat. Hidrolisis
kita menghasilkan 2-amino-2 deoksi-D-glokosa. Kitin banyak terikat dalam
protein dan lipida, merupakan komponen utama dalam bangunan serangga.
3. Lipida
Lipid (yunani, Lipos = lemak) adalah sekelompok
besar senyawa alam yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam organic non
polar seperti n-heksan. Kloroporm dan dietil eter. Sifat inilah yang membedakan
lipid dan karbohidrat. Protein, asam nukleat dan kebanyakan molekul hayati
lainnya. Struktur molekul lipid sangat beragam, sehingga kita harus
mengingat banyak gugus fungsi yang telah
kita pelajari sebelumnya, senyawa organic yang termasuk kelompok lipid adalah
trigliserida, lilin, fosfolipid, glikolip[id, steroid, terpen, prostaglandin.
3.1 Lilin
Adalah sebagian dari kelompok lipid. Secara kimiawi,
lilin merupakan ester dari alcohol berantai panjang dengan asam lemak berantai
panjang. Panjang rantai hidrokarbon asam maupun alcohol pada lilin biasanya
berkisar dari 10 sampai dengan 30 karbon. Bedanya dengan trigliserda adalah,
bahwa lakohol pada lililn ialah lakohol monohidrat. Lilin adalah padatan mantap
bertitik leleh rendah dapat di temui pada tumbuhan dan hewan. Lilin lebah yang
sebagaian besar berupa mirisil palmiat, adalah ester dari mirisil alcohol dan
asam palmiat. Lilin berguna untuk melindungi permukaan daun dari penguapan air
dan serangan mikroba. Lilin juga melipisi kulit. Rambut dan bulu unggas,
sehingga tetap lentur dan kedap air.
O
CH3(CH2)14
– C – O (CH2)29CH3
Mirisil palmitat ester dari
mirisil alcohol dengan asam palmitat
Banyak
lilin alami telah digantikan oleh bahan tiruan, terutama dari golongan
polimer.salah satu diantaranya adalah Carbowax, yakni polimer dari etilen
glikol. Lilin tiruan ini sering digunakan dalam kosmetik dan bahan-bahan baku
industri.
3.2 Trigliserida
Trigliserida
adalah triester dari asam lemak dan gliserol. Asam lemak adalah karboksilat
berantai panjang, yang umumnya memiliki jumlah atom karbon genap, dan dapat
memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua (tidak jenuh). Sifat fisik maupun
sifat kimia dari trigliserida sangat ditentukan oleh jenis asam lemak
pembentuknya. Tingkat kejenuhan dan ketidakjenuhan dari asam lemak menentukan
titik leleh dari trigliserida yang dibentuknya. Asam lemak jenuh, umumnya
rantainya memanjang dan lebih teratur. Jika terdapat ikatan ganda dua cis dalam
rantai asam lemak, maka rantainya akan membelok dan tidak teratur. Semakin
banyak terdapat ikatan ganda dua dalam rantai asam lemak, semakin tidak teratur
strukturnya dan semakin rendah titik lelehnya.
Trigliserida
tergolong sebagai lipid sederhana, dan merupakan bentuk cadangan lemak dalam
tubuh manusia. Persamaan umum pembentukan trigliserida adalah bila ketiga asam
lemak yang menyusun trigliserida semua sama maka hasilnya disebut trigliserida sederhana. Misalnya
gliserol dan tiga molekul asam stearat akan diperoleh trigliserida sederhana
yang disebut gliseril tristearat,
atau tristearin. Trigliserida
sederhana jarang dijumpai, yang lebih lazim adalah trgliserida campuran, yakni
triester dari asam lemak yang tak sejenis.
O
CH2-OH R1-COOH CH2-----O------C------R1
CH-OH + R2-COOH O
CH2-OH R3-COOH CH-----O--------C---R2 +
3H2O
Gliserol 3 mol asam lemak CH2-----O-------C---R3
O
Trigliserida
Trigliserida, ester dari gliserol dan
tiga asam lemak
Lemak
hewan dan minyak nabati merupakan beberapa trigliserida campuran. Trigliserida
campuran dalam lemak mentega misalnya, mengandung paling sediikit 14 macam asam
karboksilat. Ukuran kuantitatif yang dapat digunakan untuk menyatakan banyaknya
ikatan ester ialah bilangan penyabunan.
Lemak
dan minyak dapat dibedakan berdasarkan pada titik lelehnya, pada suhu kamar
lemak berwujud padat, sedangkan minyak berwujud cair. Titik leleh dari lemak
dan minyak tergantung pada strukturnya, umumnya meningkat dengan bertambahnya
jumlah atom karbon. Banyaknya ikatan ganda dua karbon-karbon dalam komponen
asam lemak juga sangat berpengaruh. Trigliserida yang mengandung banyak asam
lemah tak jenuh, seperti asam olet dan linoleat aan berwujud minyak (cair),
sedangkan trigliserida yang mengandung asam lemak jenuh berwujud padat (lemak),
contohnya lemak sapi. Reaksi hidrogenasi mengubah minyak nabati menjadi lemak,
misalnya pada industri margarin. Serbuk logam nikel (sebagai katalis)
didispersikan ke dalam minyak panas selanjutnya diadisi dengan hidrogen
sehingga ikatan ganda dua dari asam lemak tak jenuh 17 derajat Celcius
menghasilkan tristearin (titik leleh 55 derajat celcius).
O O
CH2-O-C-(CH2)7CH=CH(CH2)7CH3 CH2---O---C---(CH2)16CH3
O O
CH-O- C - (CH2)7CH=CH(CH2)7CH3 H2 CH---O--- C --- (CH2)16CH3
CH2–O–C-(CH2)7CH=CH(CH2)7CH3 CH2
– O – C - (CH2)16CH3
O O
Triolein
(minyak) Tristearin
(lemak)
Trigliserida
dapat menjadi tengik dan menimbulkan bau dan cita rasa yang tak enak bila
dibiarkan pada udara lembab. Lepasnya asam lemak yang mudah menguap akan
menyebabkan bau tengik. Asam-asam ini terbentuk melalui hidrolis ikatan ester
atau oksidasi ikatan ganda dua. Hidrolisis lemak atau minyak sering dikatalis
oleh enzim lipase yang ada di udara. Bau keringat timbul apabila lipase bakteri
mengatalisis hidrolisis minyak dan lemak pada kulit. Ketengikan hidrolitik
dapat dicegah atau ditunda dengan menyimpan bahan pangan dalam lemari
pendingin. Ketengikan oksidatif, lebih banyak mengakibatkan ketengikan bahan
pangan. Ikatan ganda dua dalam komponen asam lemak tak jenuh dari trigliserida
terputus dan membentuk aldehid berbobot molekul rendah dan bau tak sedap.
Aldehid kemudian dioksidasi menjadi asam lemak berbobot molekul rendah dengan
bau yang tak enak. Ketengikan oksidatif memperpendek masa simpan biskuit dan
makanan sejenisnya. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menunda ketengikan
oksidatif. Dua senyawa alami yang sering digunakan sebagai antioksidan ialah
asam askorbat (vitamin C) dan α-tokoferol (vitamin E).
Sebagaimana
ester lainnya, trigliserida mudah dihidrolisis dengan bantuan asam atau basa. Hidrolisis
minyak atau lemak dengan jalan mendidihkannya dalam larutan natrium hidroksida,
disebut penyabunan. Proses ini digunakan dalam pembuatan sabun dan reaksinya
disebut reaksi saponifikasi. Sabun adalah garam logam alkali (Na, K, Li) dari
asam lemak. Gliserol adalah hasil samping yang penting dari reaksi tersebut di
atas. Gliserol diperoleh dengan menguapkan lapisan air, sabun kasar kemudian
dimurnikan dan diberi warna dan wewangian sesuai permintaan pasar.
3.3 Fosfolipid
Fosfolipid
adalah lipid berupa ester asam posfat. Dalam membran sel terdapat dua jenis
utama fosfolipid, yaitu fosfogliserida dan sfingomyelin. Molekul fosfogliserida
terbentuk dari asam lemak berantai panjang (14 sampai 24 karbon), gliserol dan
asam fosfat. Ikatan ester fosfat terjadi pada satu gugus hidroksi sedangkan
hidroksi lainnya membentuk ester dengan dua asam lemak. Pada umumnya bagian
ester fosfat tidak terdapat dalam keadaan bebas, melainkan membentuk senyawa
yang lebih kompleks dengan fungsi fiologis tertentu. Contohnya ikatan ester
fosfat (fosfotidat) dengan kolin menghasilkan fosfotidilkolin yang lebih
dikenal sebagai lesitin yang berfungsi sebagai bahan pelumas sel syaraf dan
otak.
3.4 Glikolipid
Glikolipid
ialah molekul lipid yang mengandung unit gula (karbohidrat) biasanya dari gula
sederhana seperti glukosa atau galaktosa. Serebrosida adalah salah satu dari
glikolipid yang tersusun atas satu sfingosin, asam lemak dan gula. Serebrosida
terdapat milimpah dalam jaringan otak.
3.5 Steroid
Steroid
adalah kelompok lipid yang banyak dijumpai dalam tumbuhan dan hewan, steroid
tak tersabunkan, karena tak dapat dihidrolisis dalam media basa, berbeda dengan
trigliserida dan lipid kompleks. Hubungan kesamaan steroid dengan lipid lainnya
terletak pada kelarutannya, steroid tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik. Beberapa senyawa steroid yang sangat penting dalam
kelangsungan hidup makhluk hidup, yaitu hormon, garam empedu, kolestrol dan
sejenisnya. Steroid dianggap turunan dari fenanteren, dimana terdapat tiga cincin
sikloheksana dan satu cincin siklopentana terpadu membentuk siklopentanahidropenantren
yang merupakan kerangka inti dari senyawa steroid.
Kolestrol
adalah salah satu steroid yang mengandung gugus fungsi hidroksil. Kolestrol
banyak terdapat dalam jaringan hewan, 10% dari bobot kering otak adalah
kolestrol merupakan komponen utama batu empedu. Berbagai macam hormon merupakan
kelompok steroid, misalnya hormon testosteron (hormon seks jantan), progesteron
(hormon seks betina). Demikian juga banyak obat sintetik adalah turunan
steroid, misalnya noretindron (kontraseptik), narankolan (anabolik).
3.6 Terpen
Salah
satu senyawa organik bahan alam yang banyak dijumpai dalam makhluk hidup
terutama tumbuhan adalah kelompok terpen. Terpen yang lebih sederhana dikenal
sebagai minyak atsiri. Kelompok senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan baku
farfum dan obat. Terpen terbentuk dari satuan-satuan isopren yang terkondensasi
membentuk senyawa terpen yang sederhana monoterpen sehingga politerpen seperti
karet alam. Isopren mempunyai jumlah atom C adalah 5 (lima) dan mempunyai
struktur kimia adalah 2-metil-1,3-butadiena.
Tergantung
dari banyaknya satuan isopren yang bergabung, maka terpen dikelompokkan atas :
a.
Monoterpen : dua satuan isopren
b.
Seskuiterpen : tiga satuan isopren
c.
Diterpen : empat satuan
isopren
d.
Triterpen : enam satuan
isopren
e.
Tetraterpen : delapan satuan
isopren
Kebanyakan
mono dan seskuiterpen terdapat dalam tumbuhan dan sebagian besar mempunyai ciri
khas minyak yang berbau khusus (banyak digunakan sebagai parfum). Molekul
terpen yang terbentuk dari satuan-satuan isopren dapat berupa rantai terbuka
(asiklik) dan tertutup (siklik). Beberapa contoh terpen tingkat tinggi yang penting antara lain skualen dan
lanosterol. Kedua senyawa ini merupakan zat antara dalam biosintesis steroid.
Skualen terdapat dalam ragi, kecambah gandum dan minyak hati ikan hiu.
Sedangkan lanosterol (suatu komponen lanolin) diperoleh dari lemak wool. Wortel
mengandung tetraterpen berwarna jingga yang disebut karoten, karoten dapat diuraikan
secara enzimatik menjadi dua satuan vitamin A yang berperan dalam indra
penglihatan.
4. Asam Nukleat
Salah
satu bidang penelitian modern yang paling menarik dewasa adalah mengenai asam
nukleat. Asam nukleat berperan sebagai pengemban kode genetik bagi makhluk
hidup. Harapan para peneliti semakin besar ketika ditemukannya teknik rekayasa
genetik. Dengan menggunakan teknik rekayasa tersebut maka aspek genetika suatu
makhluk hidup dapat dimodifikasi. Tonggak kemajuan era bioteknologi yang muncul
sebagai teknologi handal masa kini dan akan datang ditandai oleh
penemuan-penemuan di bidang rekayasa genetik, terutama kemajuan di bidang
kloning gen.
Rekayasa genetik merupakan teknik
pengubahan gen organisme dan jalan manipulasi DNA. Rekayasa genetik dikenal
pula sebagai teknik DNA rekombinan yang didefinisikan sebagai. Pembentukan
rekombinan baru dari material yang dapat diturunkan dengan cara penyisipan
suatu molekul asam nukleat yang dihasilkan di luar sel ke dalam suatu vektor,
sehingga memungkinkan penggabungan dan selanjutnya berkembang dalam host yang
baru. Proses tersebut dikenal juga sebagai Gene
Cloning, oleh karena organisme yang secara genetik terbentuk adalah identik
dan membawa seluruh potongan DNA yang telah disisipkan.
Sejak tahun 1978 telah ditemukan
bahwa gen-gen yang mengarahkan sintesis insulin manusia, telah diurai ke dalam
DNA dari bakteri Escherichia coli,
yang seanjutnya berkembang biak dan menjadi pabrik insulin, yang memproduksi
insulin manusia. Hormon pertumbuhan manusia (HGH, Human Growth Hormone) juga telah diproduksi dengan teknik genetik.
Padahal sebelumnya, satu-satunya sumber hormon ini adalah kelenjar lendir yang
diambil dari mayat. Pada tahun 1980, ditemukan produksi zat anti virus oleh
bakteri yang disebut interveron manusia. DNA juga dapat digunakan untuk melacak
suatu penyakit keturunan maupun penyakit yang disebabkan oleh infeksi, juga
dapat mendeteksi adanya mikroorganisme patogen dalam bahan pangan.
4.1 Struktur dan Fungsi Asam
Nukleat
Asam
nukleat adalah suatu makromolekul yang mempunyai fungsi esensial dalam
kelangsungan hidup organisme. Asam nukleat terbentuk dari satuan-satuan
mononukleotida yang tersusun secara beraturan dalam untaian polimer nukleotida.
Fungsi
asam nukleat yang amat penting adalah peranan asam nukleat dalam mekanisme
molekular yaitu menyimpan, mereplikasi dan mentranskripsi informasi genetika.
Dalam sel asam nukleat juga berperan dalam hubungannya dengan metabolisme
antara reaksi-reaksi transformasi energi. Selain itu, ditemukan pula beberapa
nukleotida yang berperan sebagai ko-enzim antara lain sebagai ko-enzim pembawa
energi , perpindahan asam asetat, zat gula, senyawa amina dan biomolekul
lainnya, juga sebagai ko-enzim dalam oksidasi reduksi.
Nukleotida mengandung suatu basa
nitrogen, satu unit gula (pentosa), dan satu gugus fosfat yang berikatan dengan
gula. Jika satu basa nitrogen hanya berikatan dengan unit gula saja tnpa adanya
gugus fosfat, disebut nukleosida.
a. Struktur karbohidrat
Ada
dua macam asam nukleat DNA dan RNA. Perbedaan kedua asam nukleat tersbeut
terletak pada unit karbohidratnya. Karbohidrat yang terdapat pada asam nukleat
di dalam inti sel adalah β-D-2-deoksiribosa, sehingga asam nukleatnya disebut Deoksiribonucleic acid (DNA). Sedangkan
gula yang terdapat pada asam nukleat daam sitoplasma adalah β-D-2-ribosa dan
asam nukleatnya dikenal dengan Ribonucleic
acid (RNA).
b. Struktur basa nitrogen
Ada
empat macam basa nitrogen yang terdapat pada DNA, dua diantaranya merupakan
derivat basa nitrogen purin yakni adenin dan guanin disingkat (A) dan (G), dan
dua adalah derivat basa nitrogen primidin yakni sitosin (C) dan Timin (T).
Dalam RNA juga dijumpai empat macam
basa yaitu adenin, guanin, sitosin, dan urasil, masing-masing disingkat (A),
(G), (C), dan (U). Urasil derivat dari basa nitrogen pirimidin. Selain itu
dikenal pula basa pirimidin lainnya yang tidak umum 5-metilsitosin dan
5-hidroksimetilsitosin. Basa purin lainnya yang tidak umum adalah 2-metiladenin
dan 1-metilguanin. Selain komponen karbohidrat dan basa nitrogen, nukleotida
juga disusun oleh komponen Pospat (H2PO4).
c. Struktur nukleosida
Nukleosida
terbentuk akibat pengikatan secara kovalen antara unit karbohidrat dengan
derivat basa nitrogen purin atau pirimidin. Pengikatan tersebut terjadi pada
posisi C-1 karbohidrat dengan N-1 derivat basa pirimidin atau posisi N-9 derivat basa purin. Nuklesida dapat
diperoleh dari hasil hidrolisis nukleotida dengan jalan pelepasan gugus fosfat.
d. Struktur nukleotida
Nukleotida
(nukleosida fosfat) merupakan ester asam fosfat dari nukleosida. Asam fosfat
terikat pada gugus hidroksil dari salah satu atom karbon dalam cincin pentosa.
Nukleotida terdapat bebas di dalam sel, dan dapat terbentuk dari hidrolisis
bertahap asam nukleat dengan enzim nuklease. Nukleotida juga terdiri dari dua
golongan yakni ribonukleotida dan deoksiribonukleotida.
Bagian ester fosfat
mempunyai fungsi sebagai jembatan pertautan antara nukleotida yang satu dengan
nukleotida lainnya, dikenal sebagai fosfodiester. Pertautan itu terjadi antara
gugus 5-hidroksi dari suatu
nukleotida dengan gugus 3’-hidroksil nukleotida berikutnya dalam rantai.
Pertumbuhan rantai suatu poinukleotida dimulai dari ujung molekul yang
mempunyai ujung 5’ bebas, dan bergerak ke ujung molekul yang mempunyai gugus 3’
hidroksi bebas. Dapat dikatakan pertumbuhan rantai mengikuti pola dari 5’ ke
3’. Perhatikan bahwa meskipun dua dari empat oksigen yang melekat pada fosfor
setiap jembatan diikat sebagai ester fosfat, dan satu oksigen dalam kondisi
ikatan ganda dengan fosfor, namun masih terdapat satu oksigen yang bebas dapat
melepaskan protonnya.
O O
RO P OR RO P OR + H+
OH O
e. Struktur primer polinukleotida
DNA dan RNA
Asam
nukleat merupakan polimer dari nukleotida. Unit-unit nukleotida tersebut
berhubungan satu sama lain melalui jembatan ester
fosfat antara gugus hidroksil C-3
pada nukleotida yang satu dengan gugus hidroksil C-5 pada nukleotida yang lain. Karena jembatan ester fosfat antara
dua nukleotida itu mengandung dua ikatan ester fosfat maka disebut dengan
jembatan fosfodiester.
Polinukleotida terdiri dari dua
golongan, yaitu deoksi asam ribonukleat (DNA), yang terdiri dari unit-unit
deoksiribonukleotida, dan asam ribonukleat (RNA)yang terdiri dari unit-unit
ribonukleotida.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari subbab
pembahasan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa beberapa senyawa molekular yaitu asam amino, protein,
karbohidrat, lipida dan asam nukleat. Asam amino memiliki tatanama dan
klasifikasi serta stereo kimia. Asam amino dapat disintesis untuk membentuk
protein. Karbohidrat memiliki klasifikasi, cincin piranosa dan puranosa,
beberapa reaksi penting. Lipida terdiri atas lilin, trigliserida, fosfolipid,
glukoipid, steroid, dan terpen. Asam nukeat memiliki struktur dan fungsi
tersendiri.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat penulis berikan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu :
1.
Sebaiknya
pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi penulisan karya
ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam menemukan bahan atau
materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar mahasiswa lebih termotivasi
untuk membaca buku.
2.
Sebaiknya
mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi dasar biomolekular karena materi ini merupakan materi dari salah
satu mata kuliah umum yang perlu diluluskan untuk pengambilan SKS berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Dosen Kimia Universitas
Hasanuddin. 2013. Kimia Dasar 1.
Bagian Kimia UPT Mata Kuliah Umum Universitas Hasanuddin. Makassar.