Minggu, 13 April 2014

makalah kesetimbangan asam basa



TUGAS KIMIA
KESETIMBANGAN ASAM BASA




O L E H
KELOMPOK 3
·      M111 13 051 Khaerum Nisa
·      M111 13 053 Chindy Gloria Saranga’
·      M111 13 061 Muh. Fikri Rum
·      M111 13 078 Muh. Fadly Alamsyah
·      M111 13 082 Sri Arfiani Rahim Sila
·      M111 13 084 Lela Satriani Candra
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2 0 1 3



KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah dengan judul KESETIMBANGAN ASAM BASA. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliahan Kimia.
            Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
            Dalam menyusun makalah ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat karya tulis yang sebaik-baiknya.
Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi lebih baik.
            Demikianlah kata pengantar karya tulis ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Amin.
                                                                                  Makassar, 20 Oktober 2013

                                                                                                  Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                    i
DAFTAR ISI                                                                                                   ii
BAB I      PENDAHULUAN                                                                          1
A.    Latar Belakang                                                                            1
B.     Rumusan Masalah                                                                       2
C.     Tujuan Penulisan                                                                         2
D.    Manfaat Penulisan                                                                       2
BAB II    PEMBAHASAN                                                                             3
1.      Teori Asam Basa                                                                         3
2.      Kekuatan Asam Basa                                                                  4
3.      Potensi Hidrogen (pH)                                                                6
4.      Reaksi Protolisis dan Kesetimbangan Dalam Air                       7
BAB III   PENUTUP                                                                                       21
A.    Kesimpulan                                                                                 21
B.     Saran                                                                                           21
DAFTAR PUSTAKA                                                                                     22

 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asam dan basa sudah dikenal sejak zaman dulu. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Basa digunakan dalam pembuatan sabun. Juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan.
Senyawa asam dan basa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum zat-zat yang berasa masam mengandung asam, misalnya asam sitrat pada jeruk, asam cuka, asam tartrat pada anggur, asam laktat ditimbulkan dari air susu yang rusak. Sedangkan basa umumnya mempunyai sifat yang licin dan berasa pahit, misalnya sabun, para penderita penyakit maag selalu meminum obat
yang mengandung magnesium hidroksida.
 Di alam, asam ditemukan dalam buah-buahan, misalnya asam sitrat dalam buah jeruk berfungsi untuk memberi rasa limun yang tajam. Cuka mengandung asam asetat, dan asam tanak dari kulit pohon digunakan untuk menyamak kulit. Asam mineral yang lebih kuat telah dibuat sejak abad pertengahan, salah satunya adalah aqua forti (asam nitrat) yang digunakan oleh para peneliti untuk memisahkan emas dan perak.
Kekuatan asam suatu senyawa dapat diukur dengan menggunakan indikator atau pH meter. Demikian juga dengan basa, kekuatan basa dapat ditentukan dengan indikator dan pH meter. Hal menyangkut asam basa akan dipelajari dalam pembahasan berikut.




B. Rumusan Masalah
          Dari latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1.      Apa saja teori asam basa?
2.      Bagaimanakah cara menghitung pH larutan asam basa?

C. Tujuan Penulisan
          Adapun tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.      Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah Kimia.
2.      Menambah wawasan tentang asam basa.
3.      Mengetahui lebih mendalam tentang asam basa yang kita temukan dalam kehidupan.

D. Manfaat Penulisan
            Adapun manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.      Sebagai pedoman untuk menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.
2.      Sebagai referensi bagi penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
3.      Sebagai bahan bacaan.











BAB II
PEMBAHASAN

1. Teori Asam Basa
Asam dan basa adalah sifat kimia zat yang sangat penting untuk diketahui. Sifat asam basa sangat berkaitan dengan lingkungan kimiawi zat tersebut. Ada tiga teori dasar mengenai asam dan basa.
1.1 Arrhenius
Asam adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air terionisasi menghasilkan H+ dalam larutannya, sebagaimana contohnya senyawa berikut :
            HCl(aq)                       H+(aq) + Cl-(aq)
           
CH3COOH(aq)                       H+(aq) + CH3COO-(aq)

Basa adalah zat yang apabila dilarutkan dalam air terionisasi menghasilkan OH-
            NaOH(aq)                   Na+(aq) + OH-(aq)


NH4OH(aq)                             NH4+(aq) + OH-(aq)
1.2 Bronsted dan Lowry
Asam adalah ion atau molekul yang dapat memberikan proton (H+) kepada basa dan disebut donor proton sedangkan basa adalah ion atau molekul yang dapat menerima proton disebut akseptor proton. Proton adalah inti atom H (atom H yang “telanjang”) yang tidak mempunyai electron.            
            HCl(aq) + NH3(aq)                             NH4-(aq) + Cl-(aq)
        Asam1(a1)     basa1(b1)                             asam2(a2)    basa2(b2)
Setiap asam mempunyai basa konjugasi, demikian juga setiap basa mempunyai asam konjugasi. Dari contoh reaksi diatas maka b2 disebut basa konjugasi dari HCl sebab bila HCl melepaskan ion H+ maka tersisa adalah ion Cl- yang bersifat basa,demikian juga a2 adalah asam konjugasi dari b1 sebab bila NH3 menerima H+ maka terbentuk ion NH4+ yang bersifat asam.
1.3 Lewis
Asam adalah suatu spesies yang dapat menerima pasangan electron bebas(akseptor pasangan elektron) dalam suatu reaksi kimia. Basa adalah suatu spesies yang dapat memberikan pasangan electron bebas (donor pasangan elektron).
AlCl3 + PCl3                Cl3Al + PCl3
AlCl3 adalah asam karena dapat menerima pasangan electron dari PCl3 dan PCl3 adalah basa karena dapat memberikan pasangan electron bebasnya.

2. Kekuatan Asam Basa
            Kekuatan asam dan basa tergantung pada kemampuannya berionisasi, makin banyak yang terionisasi berarti makin kuat sifatnya. Kekuatan basa juga tergantung dari ukuran ion positif dan negatifnyaserta besar muatannya, bila ion positifnya bertambah besar dan muatannya lebih kecil maka kecenderungannya mengadakan pemisahan antara ion positif dan negative besar. Basa dari logam alkali adalah basa kuat karena ukuran ion positifnya besar dan muatannya kecil. Sebagai contoh, KOH adalah basa kuat dibanding NaOH karena ion K+ lebih besar dari pada ion Na. dalam periode yang sama pada susunan berkala dijumpai NaOH adalah basa kuat dari Mg(OH)2 dan lebih kuat dari Al(OH)3 maka susunan kebasaannya adalah NaOH  >  Mg(OH)2 > Al(OH)3. HBr adalah asam kuat disbanding HCl karena Br- lebih besar dari pada Cl-. HCl disebut juga asam berbasa satu karena mengikat satu atom h yang dapat dilepaskan, demikian juga H2SO4 adalah asam yang berbasa dua. Untuk asam yang berbasa banyak, sebagai contoh asam fosfat dalam larutan air terionisasi seperti dibawah :
            H3PO4                         H+ + H2PO4      ionisasi primer
            H2PO-4                                 H+ + H2PO-4     ionisasi sekunder
            HPO4                           H+ + PO-3        ionisasi tersier
Untuk asam-asam yang berasal dari atom yang sama seperti atom S atau Cl yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi, maka kekuatan asamnya  bergantung pada bilangan oksidasi dari atom tersebut. Bolangan oksidasi yang lebih tinggi mempunyai kekuatan asam yang lebih besar. Contoh antara H2SO4 dan H2SO3.
Atom S pada H2SO4 dan H2SO3 mempunyai bilangan oksidasi masing-masing +6 dan +4 maka atom S pada H2SO4 mempunyai gaya tarik terhadap electron lebih besar terhadap electron yang dipakai bersama berkaitan antara atom O dan atom H menyebabkan atom H mudah lepas. Jadi H2SO4 bersifat asam lebih kuat dari pada H2SO3. Kekuatan asam juga dipengaruhi oleh atom yang terikat keeletronegatifannya besar menggantikan atom H seperti atom Cl yang bersifat menarik electron sehingga mempengaruhi mudahnya ion H+ lepas.




Atom
Asam
struktur
Kekuatan asam
Cl yang mempunyai beberapa bilangan oksidasi
HClO (Cl = +1)
HClO2 (Cl = +3)
HClO3 (Cl = +5)
HClO4 (Cl = +7)
Cl(OH)
ClO(OH)
ClO2(OH)
ClO3(OH)
Cl menggantikan H
HC2H3O2
HC2H2ClO2
HC2Cl2O2
HC2Cl3O2
CH3CO(OH)
ClCH2CO(OH)
Cl2CHCO(OH)
Cl3CCO(OH)

3. Potensi Hidrogen, pH
                       1
pH = log                 = - log [H+]
                    [H+]
            Konsentrasi ion hydrogen dalam air kadang-kadang sulit untuk menuliskannya karena konsentrasinya sangat kecil, maka “Sorensen” mengusulkan penulisan konsentrasi ion hydrogen yang lebih sederhana dikenal sebagai pH yang dinyatakan sebagai berikut :



Atau                pH = -log [H3O]                              pOH = - log [OH]
        contoh : [H+] = 0,001 mol/L           contoh : 2x10-2 mol/L NaOH                
                              = 1 x 10-3                                       [OH-] = 2 x 10-2   
                        pH = - log 1 x 10 -3                          pOH  = -log 2 x 10-2
                        pH = 3 – log 1                                 pOH  = 2-log 2
                                                                                pOH  = 2-0,3010= 1,6990
pH = 14 – pOH
pH = 14-1,6990 = 12,3010
contoh soal :
Larutan HCl 2 x 10­-3 M. Hitung pHnya.
            pH = - log 2 x 10-3
            pH = 3 – log 2
            pH = 3 – 0,3010
            pH = 2,990
Suatu larutan mempunyai pH = 6,75. Hitung [H+].
            pH = - log [H+]
 - log [H+] = 6,75
   log [H+] = - 6,75
   [H+]       = 10-6,75 = 1,78 x 10-7

4. Reaksi Protolisis dan Kesetimbangan Dalam Air
            Protolisis adalah reaksi yang melibatkan proton (H+), untuk asam kuat dan basa kuat tidak mengalami kesetimbangan karena reaksi dianggap berlangsung satu arah, sedangkan zat lain yang dapat berlangsung reaksi kesetimbangan sebagai berikut.
a.       Kesetimbangan air murni
b.      Kesetimbangan larutan asam lemah
c.       Kesetimbangan basa lemah
d.      Kesetimbangan asam lemah dan garamnya dari basa kuat atau sebaliknya
e.       Kesetimbangan garam yang berasal dari asam atau basa lemah.
4.1 Kesetimbangan Air Murni
Berdasarkan reaksi berikut.
                  H2O                       H+ + OH-
K =

Konsentrasi air murni pada suhu 25°C adalah 55,4 mol/L
            K [H2O]          =          [H+] [OH-]
            K x (55,4)        =          Kw = [H+] [OH-] = 1 x 10-14
Derajat ionisasi air (α) pada suhu 25°C = 1,81 x 10-9 dan [H2O] = 55,4 mol/L
                  H2O                       H+ + OH-
[H3O+] = [OH-]
Kw      = [H3O+] = [OH-] = 1,81 x 10-9 x 55,4 mol/L
             = [H3O+] = [OH-] = 1,00 x 10-7 mol/L
             = (1,00 x 10-7) (1,00 x 10-7) = (1,00 x 10-14)
pKw    = pH + pOH = 14
            Jika suhu naik Kw juga naik sehingga pKw turun. Karena konsentrasi ion H+ dalam air adalah 1,00 x 10-7 mol/L atau pH = 7, maka larutan yang
            pH = 7 (bersifat netral)
            pH < 7 (bersifat asam dalam air)
            pH > 7 (bersifat basa dalam air)
4.2 Asam Kuat Dan Basa Kuat Dalam Air
Asam kuat dan basa kuat dianggap terurai sempurna dalam larutan air sehingga tidak terjadi keseimbangan, konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang terbentuk sama dengan konsentrasi semula. Asam kuat ialah asam yang dapat memberikan hampir semua protonnya pada air meskipun berada dalam larutan yang encer.


A. Asam kuat dalam air
            Larutan HCl 0,1 M dalam air menghasilkan ion H+ sebanyak 0,1 M. H+ adalah proton yang terhidrasi berbentuk H3O+. Reaksinya, HCl + H2O à H3O+ + Cl-. Sehingga nilai pH-nya = -log 0,1 = 1. Asam kuat yang lain adalah H2SO4, HNO3, HBr, HI dan sebagainya.
B. Keasaman dari suatu larutan
            Keasaman sebenarnya ialah menentukan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Maka pH larutan menentukan keasaman yang sebenarnya. Keasaman potensial tidak ditentukan oleh konsentrasi ion H+, tapi oleh jumlah ion [H+] yang dapat diikat oleh ion hidroksil [OH-]. Jadi keasaman potensial dapat ditentukan dengan cara netralisasi oleh suatu basa. Sebagai contoh dalam larutan HCl 0,1 M dan asam asetat 0,1 M, maka derajat keasaman potensialnya adalah sama sebab jika dititrasi memerlukan NaOH dengan jumlah yang sama. Tetapi larutan asam kuat HCl mempunyai lebih banyak ion H+ karena dalam larutan terurai sempurna (dianggap terurai semua) sedangkan asam asetat (asam cuka) hanya sebagian kecil molekul asam asetat yang terurai menjadi ion asetat dan ion H+ maka derajat keasaman sebenarnya untuk HCl lebih tinggi daripada asam cuka atau pHnya lebih rendah.
C. Basa kuat dalam air
            Larutan NaOH 0,1 M dalam air menghasilkan OH- sebanyak 0,1 M juga sehingga pOHnya = -log 0,1 = 1 yang berarti pH = 14-pOH= 14-1 = 13. Contoh lain basa kuat adalah semua larutan basa yang berasal dari golongan IA dan IIA seperti KOH, CsOH, Ca(OH)­­­­2, dan sebagainya.
4.3 Kesetimbangan Asam Lemah dan Basa Lemah Dalam Air
            Asam monotropik adalah asam yang memberikan satu protonnya per unit, atau dari asam konjugasi suatu basa kuat yang dapat melepaskan proton. Suatu asam-asam monotropik lemah misalnya Na+ dari hasil konjugasi NaOH atau dari molekul asam lemah dalam air seperti CH3COOH, asam benzoat dan sebagainya. Basa monotropik adalah basa yang per unitnya dapat menerima satu proton, atau melepaskan ion hidroksil. Suatu basa monopotrik lemah misalnya A- dari hasil konjugasi HA atau dari molekul NH4OH dalam air. Contoh lain basa lemah adalah hampir semua kation yang bukan dari golongan IA dan IIA dari tabel berkala mengikat OH- seperti Al(OH)3, dan sebagainya.
            Meskipun istilah asam lemah dan basa lemah batasannya tidak jelas namun beberapa orang menganggap asam lemah bila larutannya yang konsentrasinya 1 M terurai menjadi ion-ionnya tidak lebih dari 1% ini disebut derajat ionisasi atau dalam hal ini disebut derajat protolisis (α) sehingga bila suatu asam lemah monotropik yang terurai maksimal 1% berarti Ka nya hanya sekitar 1 x 10-4.
A. Kesetimbangan asam lemah dalam air
        HA + H2O                       H3O+ + A-
K =
Karena HA adalah asam lemah maka hanya sedikit yang terurai menjadi ion-ion yang berarti hanya butuh sedikit sekali molekul H2O yang bereaksi sehingga dianggap konsentrasi air adalah tetap.
Ka = K x [H2O] =
Ka adalah tetapan kesetimbangan asam, yang menentukan kekuatan suatu asam, makin besar Ka makin kuat asam tersebut.
Hukum Pengenceran Ostwald
        HA + H2O                       H3O+ + A-
                              (1-α)c                                   αc       αc
Keterangan : α = derajat protolisis, c = konsentrasi mol/L
K =
K [H­2O] = Ka =
Ka =  =  =
Karena harga Ka lebih kecil dari 10-4­ maka dianggap 1-α ≡ 1 maka
Ka =
Bila α kecil , (1-α)= 1 maka
Ka c        =          α=
Dari rumus diatas terlihat bahwa nilai α tergantung dari nilai Ka adalah tetapan maka nilai c (konsentrasi) besar nilai α kecil. Bila persamaan umum untuk asam lemah dalam air adalah,
HA        +       H2O                                                                 H3O                                  
(1-α)c                                                                                       αc                    αc
Karena setiap molekul HA yang bereaksi dengan air menghasilkan satu ion H3O dan satu ion  maka dalam larutan terdapat konsentrasi [H3O] yang sama dengan konsentrasi ], anggapan ini berlaku untuk asam yang konsentrasinya tidak terlalu kecil sehingga konsentrasi [H3O] yang berasal dari air dapat diabaikan , ] = [ ] =αc
                        [H3O]= αc=        
                        pH = -log [
                              =-log
                             = -1/2(log Ka + log c)= (-log Ka – log c)
                        pH= -1/2 (pKa-log c)=1/2 pKa-1/2 log c
Contoh Soal:
Derajat protolis dan pH larutan asam asesat 0,005 M, jika Ka=1,8 x
Pembahasan:
             CH3COOH +H2O                          H3O +
            0,005 M = 5 x  M
α= = = =6
[ ] = = =3
pH=-log [ ] = -log 3 =3,25
atau pH =  (pKa – log c)1
            =  (4,74 – log 5 x ) = (4,74 + 2,3 )= 3,52
B. Kesetimbangan basa lemah dalam air
Reaksi basa lemah dengan air adalah sebagai berikut :
                            + H2O                                       HA      +      
                        (1-α)c                                                   αc                    αc
Misal konsentrasi mula-mula c dan derajat protolisa α , maka diperoleh :

 


Karena [HA] = :
 


               

Jika Kb harga  atau lebih kecil maka (1-α) =1, maka Kb=
           
 
                                                        

                    pOH = -log [  = - log (Kb
                             = - ½ pKb- ½ log c
                    pOH = ½ pKb – ½ log c
pH = pKw – pOH = 14 – ( ½ pKb- ½  log c)
 


4.4 Larutan buffer atau larutan dapar
Jika kita ingin larutan pH = 2, maka dengan mudah dibuat dari larutan HCL 0,01 N, tapi jika kita inginkan pH=6 , tidak bisa diperoleh dari larutan  N karena ada ion  dari air yang tidak boleh diabaikan. Demikian juga jika kita ingin pH 12 dapat dengan mudah dibuat dari larutan NaOH 0,01 N , tapi bila diinginkan pH =8 tidak bisa dibuat dari larutan NaOH  N karena ada ion  dari air yang tidak biasa diabaikan . Untuk keperluan di atas maka larutan ini biasanya dibuat dari campuran asam lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat . larutan campuran ini disebut larutan buffer atau dapar . Jadi larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pHnya bila ditambah asam , basa atau garam sedikit . pH larutannya nanti bisa berubah satu satuan pH bila ditambah asam atau basa 10 x lipat dari semula.
A. Campuran asam lemah dan garamnya
Campuran larutan NaA dan asam lemah HA , mengikuti reaksi sebagai berikut:
NaA                             +     
Garam dianggap terurai sempurna dalam larutan air , sedangkan asam lemah hanya sedikit yang terurai:
HA       +                                        +        A
Disini  merupakan jumlah yang berasal dari garam ditambah yang berasal dari asam sehingga tidak bisa diperlukan seperti perhitungan pada asam lemah sendiri dimana lihat bagian asam lemah di atas.
Ka = 
 = Ka
-log [  = -log Ka – log –  = - log Ka + log
pH = pKa + log
atau secara umum dapat ditulis ,
pH = pKa + log
Persamaan ini disebut persamaan Henderson-Hesselbach, dengan memilih suatu asam dengan Ka yang cocok dan dengan merubah harga  kita dapat membuat larutan buffer dengan pH yang dikehendaki.
Contoh soal:
Hitung pH larutan berkut:
1.      Larutan HCL 0,000018 M
2.      Campuran larutan asam asesat 0,1 M dan Na asesat 0,1 bila diketahui pKa= 4,74
Pembahasan :
1.      pH= -log [ ] = -log 1,8 x = 4,74
2.      pH = pKa + log = 4,74 + log  =4,74
Kedua-duanya mempunyai pH yang sama , sekarang masing-masing larutan ditambahkan NaOH 0,000018 M , maka larutan pertama netral pH =7 sedangkan larutan kedua
            COOH       +         NaOH                                      +      
            (0,1-0,000018)       0,000018 mol                       0,000018 mol 
B. Campuran basa lemah dan garamnya
            Campuran larutan NH4Cl dan asam lemah NH4OH, mengikuti reaksi berikut :
NH4Cl                  NH4     +       Cl-
Garam dianggap terurai sempurna dalam larutan air, sedangkan basa lemahnya hanya sedikit yang terurai.
NH4OH                                 NH4-      +        OH-
Disini [NH4-] merupakan jumlah yang berasal dari garam ditambah yang berasal dari basa.
Ka = 
 = Kb
-log [  = -log Kb – log   = - log Kb + log
pOH = pKb + log
atau secara umum dapat ditulis ,
pH = 14-pKb - log
Persamaan ini disebut persamaan Henderson-Hesselbach, dengan memilih suatu basa dengan Kb yang cocok dan dengan merubah harga  kita dapat membuat larutan buffer yang dikehendaki.
Larutan buffer bisa dibuat bukan dari campuran antara basa lemah dengan garamnya saja tetapi dapat juga campuran hasil reaksi dari basa lemah dan asam kuat asalkan banyaknya basa lemah lebih banyak daripada asam kuat yang dicampurkan, cara ini lebih umum untuk larutan buffer.
C. Efisiensi buffer
            Efisiensi buffer adalah kemampuan larutan buffer/ dapar untuk mempertahankan pHnya pada penambahan asam atau basa, maka
pH = pKa + log
Berdasarkan persamaan tersebut, diperoleh bahwa efisiensi larutan dapar dapat tergantung dari :
Harga log   dan konsentrasi masing-masing dari asam/garam.

4.5  Hidrolisis Garam

Hidrolisis garam terjadi dalam 4 bentuk, yaitu :

1.      Garam yang berasal dari asam kuat basa kuat, NaCl, KNO3 , dan KBr.

2.      Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat, contohnya CH3COONa dan KCN.

3.      Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah, contohnya NH4Cl.

4.      Garam  dari asam lemah dan basa lemah, contohnya : NH4CN dan CH3COONH4 .

A.    Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat

Bentuk garam ini dalam air tidak mengalami hidrolisis

NaCl  +  H2O                Na+  +  Cl-

Garam yang Tersusun dari asam kuat dan basa kuat. Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, karena garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat tidak memberikan perubahan warna lakmus, baik lakmus biru maupun lakmus merah Karena nilai pH =7.

Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat Tidak dapat terhidrolisis, Karena garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat memiliki kation dan anion garam yang tidak akan erhidrolisis bila direaksikan dengan air. Maka Garam yang tersusun dari asam kuat dan basa kuat “Tidak dapat terhidrolisis”, 

Contoh, Garam NaCl tersusun dari NaOH (basa kuat) dan HCl (asam kuat)
Reaksi :

NaCl → Na+ + Cl-

Ion Cl- berasal dari asam kuat (HCl), sehingga tidak akan terhidrolisis dan garam bersifat netral. Contoh lain : K2SO4 , KCl,

B.     Garam dari asam lemah dan basa kuat

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan mengalami hidrolisa sebagian, proses tersebut didasari atas mekanisme reaksi sebagai berikut. Untuk contoh garam yang diambil adalah Natrium Asetat (CH3COONa).
CH3COONa → Na+ + CH3COO-
Na+ + H2O
CH3COO- + H2O CH3COO + OH-
Di dalam larutan garam ini dihasilkan ion hidroksil bebas, dan menyebabkan larutan bersifat basa. Untuk jenis garam ini pH larutan > 7. Dengan cara yang sama , maka untuk reaksi ini didapat
Ket :
Konstanta air = 10-14
Ka = Konstanta ionisasi asam.
[Garam]= Konsentrasi garam dalam Molarita
s

C . Garam dari asam kuat dan basa lemah

Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial /sebagian dan bersifat asam.

Garam ini di dalam air terionisasi menghasilkan ion-ion. Kation berasal dari basa lemah dan Anion berasal dari asam kuat, contoh: NH4Cl, Al2(SO4)3

Contoh : garam NH4Cl.
Dalam air, NH4Cl. terionisasi sempurna membentuk ion Cl-dan NH4+

NH4Cl  NH4+ + Cl-

Kation (NH4+) dari basa lemah akan terhidrolisis, sedangkan anion (Cl-) yang berasal dari asam kuat, tidak bereaksi dengan air (tidak terhidrolisis) sehingga terjadi hidrolisis parsial.

Persamaan reaksi:

Reaksi Hidrolisis

NH4+(aq) + H2O(aq)   NH3(aq) + H3O+(aq)

Na+(aq) + H2O(l)  (tidak ada reaksi) 

Hidrolisis menghasilkan ion H3O+sehingga larutan bersifat asam (pH<7). Jika diuji keasamannya dengan menggunakan kertas lakmus biru , maka warna kertas akan berubah menjadi merah.



 

D. Garam dari asam lemah dan basa lemah

pH larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah secara kuantitatif sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsentrasi garam. pH larutan hanya dapat ditentukan secara tepat melalui pengukuran. Untuk menentukan [H+] garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah tentukan dahulu harga Kh.

 


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
            Dari bab pembahasan di atas,  maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ada beberapa teori asam basa, yaitu teori Arrhenius, Bronsted dan Lowry, dan teori Lewis. Kekuatan asam dan basa tergantung pada kemampuannya berionisasi, makin banyak yang terionisasi berarti makin kuat sifatnya. Zat selain basa kuat dan asam kuat akan mengalami kesetimbangan air murni, kesetimbangan larutan asam lemah, kesetimbangan basa lemah, kesetimbangan asam lemah dan garamnya dari basa kuat atau sebaliknya, serta kesetimbangan garam yang berasal dari asam atau basa lemah.

B. Saran
            Adapun saran yang dapat penulis berikan atau aspirasikan dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu :
1.      Sebaiknya pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi penulisan karya ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam menemukan bahan atau materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar mahasiswa lebih termotivasi untuk membaca buku.
2.      Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi kesetimbangan asam basa karena materi ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum yang perlu diluluskan untuk pengambilan SKS berikutnya.




DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin. 2013. Kimia Dasar 1. Makassar:
Bagian Kimia UPT Mata Kuliah Umum Universitas Hasanuddin.

Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyars. 2009. Mari Belajar Kimia Jilid 2 untuk
SMA-MA Kelas XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 2 untuk SMA/MA kelas XI Program Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.

Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri Yamtinah dan
Bakti Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu
Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar