TUGAS
KIMIA
KESETIMBANGAN
KIMIA
O
L E H
KELOMPOK
3
· M111
13 051 Khaerum Nisa
· M111
13 053 Chindy Gloria Saranga’
· M111
13 061 Muh. Fikri Rum
· M111
13 078 Muh. Fadly Alamsyah
· M111
13 082 Sri Arfiani Rahim Sila
· M111
13 084 Lela Satriani Candra
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2 0 1 3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaiakan karya tulis ilmiah dengan judul KESETIMBANGAN
KIMIA. Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok
dalam mata kuliahan Kimia.
Atas bimbingan bapak/ibu dosen dan
saran dari teman-teman maka disusunlah karya tulis ilmiah ini. Semoga dengan
tersusunnya makalah ini diharapkan dapat berguna bagi kami semua dalam memenuhi
salah satu syarat tugas kami di perkuliahan. Karya tulis ini diharapkan bisa
bermanfaat dengan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini, penulis
banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang terkait. Dalam menyusun karya tulis ini penulis
telah berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat karya tulis yang
sebaik-baiknya.
Sebagai
pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini, oleh
karenanya kami mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa menjadi
lebih baik.
Demikianlah kata pengantar karya
tulis ini dan penulis berharap semoga karya ilmiah ini dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Amin.
Makassar, 7 Oktober 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang 1
B.
Rumusan Masalah 2
C.
Tujuan Penulisan 2
D. Manfaat
Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
1.
Definisi Kesetimbangan Kimia 4
2.
Cara Menyatakan Konstanta Kesetimbangan 6
3. Manfaat
Konstanta Kesetimbangan 11
BAB III PENUTUP 14
A.
Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di
alam sekitar kita banyak terjadi reaksi-reaksi kimia, seperti fotosintesis. Fotosintesis
adalah proses kimia yang mengubah karbon dioksida dan air menjadi
karbohidrat dan oksigen, di mana reaksi ini berkataliskan klorofil dan menggunakan
sinar matahari sebagai energi untuk reaksi.
6
CO2(g) + 6 H2O(l) --> C6H12O6(s) + 6 O2(g)
glukosa
Reaksi pembakaran bahan bakar bensin menghasilkan
energi untuk menjalankan kendaraan. Reaksi perkaratan logam (misal besi)
terjadi karena reaksi antara logam dengan oksigen di udara. Amoniak merupakan
hasil industri kimia yang sangat penting. Reaksi kesetimbangan nitrogen dan
hidrogen pada kondisi standar (STP) menghasilkan amoniak dengan kualitas yang
kurang baik. Produk amoniak dikembangkan dengan menggunakan suhu dan tekanan
tinggi.
Dari
reaksi-reaksi tersebut, apakah zat hasil reaksi dapat kembali lagi menjadi zat
semula? Apakah glukosa dapat kembali menjadi klorofil? Apakah energi yang dihasilkan
untuk menggerakkan kendaraan dapat kembali lagi menjadi bensin? Apakah besi
berkarat dapat kembali menjadi besi yang bersih seperti semula? Reaksi-reaksi
tersebut merupakan reaksi kimia satu arah (ireversibel), yaitu
reaksi kimia di mana zat-zat hasil reaksi tidak dapat kembali lagi
menjadi zat-zat semula. Kondisi kesetimbangan dalam reaksi ini akan kalian
pelajari dalam bab ini.
B. Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, kita bisa menentukan rumusan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu :
1.
Apa itu kesetimbangan
kimia?
2.
Bagaimanakah cara
menyatakannya?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.
Sebagai salah satu syarat
dalam mengikuti mata kuliah Kimia.
2.
Menambah wawasan tentang larutan.
3.
Mengetahui lebih mendalam
tentang larutan yang kita temukan dalam kehidupan.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat
dalam penulisan karya ilmiah ini, yaitu :
1.
Sebagai pedoman untuk
menambah pengetahuan dalam membuat suatu karya ilmiah.
2.
Sebagai referensi bagi
penulis dalam pembuatan makalah berikutnya.
3.
Sebagai bahan bacaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia
adalah suatu keadaan di mana tidak ada perubahan yang teramati selama
bertambahnya waktu reaksi. Jika suatu kimia telah mencapai keadaan
kesetimbangan maka konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan sehingga
tidak ada perubahan yang teramati dalam sistem. Meskipun demikian, aktivitas
molekul tetap berjalan, molekul-molekul reaktan berubah mnjadi produk secara
terus-menerus sambil molekul-molekul produk berubah menjadi reaktan kembali
dengan kecepatan yang sama.
Sedikit sekali reaksi
kimia yang berjalan ke satu arah saja, kebanyakan adlah reaksi dapat balik.
Pada awal reaksi dapat balik, reaksi berjalan ke arah pembentukan produk.
Sesaat setelah produk tersebut, pembentukan reaktan produk juga mulai berjalan.
Jika kecepatan reaksi maju dan reaksi balik adalah sama, dan dikatakan bahwa
kesetimbangan kimia telah dicapai. Harus diingat bahwa kesetimbangan kimia melibatkan
beberapa zat yang berbeda sebagai reaktan dan produk. Kesetimbangan antara dua
fase zat-zat yang sama disebut kesetimbangan fisika, perubahan yang terjadi
adalah proses fisika. Dalam peristiwa ini, molekul air yang meninggalkan fase
cair adalah sama dengan jumlah molekul yang kembali ke fase cair.
H2O(C) H2O(g)
Perhatian para kimiawi tercurah
kepada proses kesetimbangan kimia, misalnya reaksi dapat dibalik yang
melibatkan nitrogen disebut oksida (NO2) dan nitrogen tetraosida (N2O4)
yang dinyatakan sebagai berikut.
N2O4(g) 2NO2(g)
Kemajuan reaksi ini mudah dimonitor
karena N2O4 adalah suatu gas tak berwarna, sedangkan NO2
adalah gas berwarna coklat tua. Andaikan sejumah tertentu gas N2O4
diinjeksikan ke dalam labu tertutup, maka segera tampak warna coklat yang
menunjukkan terbentuknya molekul NO2. Intensitas warna terus
meningkat dengan berlangsungnya peruraian N2O4
terus-menerus sampai kesetimbangan tercapai. Pada keadaan ini, tidak ada lagi perubahan
warna yang diamati.
Secara eksperimen kita juga dapat
mendapatkan keadaan kesetimbangan dimana gas NO2 murni sebagai
starting material atau dengan suatu campuran antara gas NO2 dan gas
N2O4.
Kita dapat membuat jadi lebih umum
pembicaraan ini dengan meninjau reaksi dapat balik berikut.
aA Bb
di
mana a, b, c dan d adalah koefisien-koefisien stoikiometri untuk
spesies-spesies kimia A, B, C dan D. Konstanta kesetimbangan reaksi pada
temperatur tertentu adalah
K
=
Persamaan tersebut adalah suatu bentuk matematika hukum
aksi massa yang diusulkan oleh Cato Gulberg dan Peter Waage pada tahun 1864.
2. Cara Menyatakan Konstanta
Kesetimbangan
Konsep konstanta kesetimbangan
sangat penting dalam ilmu kimia. Konsep ini digunakan sebagai kunci untuk
menyelesaikan berbagai permasalahan stoikiometri yang melibatkan sistem
kesetimbangan. Untuk menggunakan konstanta kesetimbangan, kita harus mengetahui
cara menyatakan dalam konsentrasi-konsentrasi reaktan dan produk. Oleh karena konsentrasi reaktan dan produk dapat dinyatakan dalam
beberapa jenis satuan, dan fase spesies pereaksi tidak selalu sama maka
dimungkinkan ada lebih dari satu cara untuk menyatakan konstanta kesetimbangan
dan reaksi yang sama.
2.1 Kesetimbangan Homogen
Kesetimbangan
homogen adalah reaksi dalam dimana semua spesies pereaksi ada dalam fase yang
sama . Salah satu contoh kesetimbangan homogen fase gas adalah peruraian N2O4
. Konstanta kesetimbangan dinyatakan
dalam persamaan:
Kp=
Kc
adalah
konstanta kesetimbangan dimana konsentrasi pereaksi-pereaksi dinyatakan dalam
mol per liter. Konsentrasi reaktan dan produk gas dapat dinyatakan dalam
tekanan persialnya {ingat P=(n/V)RT} jadi untuk proses kesetimbangan .
N2O4 2NO2
Hukum aksi massanya dapat ditulis :
Kp=
Dimana PNO2 dan PN2O
masing- masing adalah tekanan parsial (dalam atm) NO2 dan N2O4
indeks Kp memberikan informasi bahwa konsentrasi dinyatakan dalam tekanan.
2.2
Hubungan antara Kc dan Kp
Umumnya Kc tidak sama dengan Kp
karena tekanan persial reaktan dan produk tidak sama dengan konsentrasi yang
dinyatakan dalam mol per liter. Hubungan sederhana antara Kc dan Kp dapat
diturunkan sebagai berikut. Andaikan suatu kesetimbangan dalam fase.
aA bB
Di mana a dan b adalah konfisien
stoikiometri.
Konstanta
kesetimbangan Kc dinyatakan dengan
Kc
=
Dan pernyataan untuk Kp
untuk adalah
Kp =
Dimana PA dan PB masing-masing
adalah tekanan parsial A dan B bila gas dianggap bersifat ideal maka
PAV = nART
PA =
Dimana V adalah volume wadah
dalam satuan liter. Demikian pula
PBV = nBRT
PB =
Dengan mengganti hubungan ke dalam
pernyataan Kp maka diperoleh persamaan
Sekarang nA/V
dan nB/V
mempunyai satuan mol/L dan dapat dinyatakan dengan [A] dan [B], sehingga
Dimana
n=b-a
= (mol gas produk)-(mol gas
reaktan)
Oleh
karena tekanan biasanya dinyatakan dalam atm maka harga R yang digunakan adalah
0.0821 L.atm.mol.
dan kita dapat menulis hubungan antara Kp dan
Kc sebagai
Kp=Kc
Umumnya Kp ≠ Kc kecuali
dalam hal khusus jika n =0
2.3 Kesetimbangan Heterogen
Reaksi
dapat balik melibatkan reaktan dan produk berbeda fase disebut kesetimbangan
heterogen . sebagai contoh, jika kalsium karbonat dipanaskan dalam suatu bejana
tertutup maka akan tercapai kesetimbangan seperti berikut:
Kc=
Oleh
karena CaCO3 dan CaO adalah padatan murni maka konsentrasinya dianggap tidak berubah selama reaksi berjalan.
Melalui penataan ulang persamaan diatas diperoleh:
Oleh karena |CaCO3| dan|CaO|
konstanta dan K’c adalah suatu konstanta kesetimbangan maka semua suku yang ada
disebelah kiri persamaan tersebut adalah konstanta.
K’C=Kc =[CO2]
Dimana Kc adalah konstanta
kesetimbangan baru yang tidak tergantung pada banyaknya CaO dan CaCO3
yang ada. Kita dapat juga menyatakan konstanta kesetimbangan sbb:
Kp=PCO2
Dalam
hal ini konstanta kesetimbangan adalah suatu bilangan yang sama dengan tekanan
CO2.
2.4 Bentuk Kc dan Persamaan Reaksi
Ada dua hukum yang berkenan dengan konstanta
kesetimbangan.
1) Jika
suatu persamaan reaksi dapat balik dituliskan dalam arah yang berlawanan maka
konstanta kesetimbangan menjadi kebalikan dari konstanta kesetimbangan semula.
Jadi jika kesetimbangan No2-N2O4 dituliskan
seperti:
N2O4
2NO2
Kc=
=4,63 x
Selanjutnya jika kesetimbangan dituliskan
seperti berikut:
2NO2(g) N2Oa(g)
Maka
konstanta kesetimbangan dinyatakan dengan :
K’c=
=
Terlihat bahwa Kc=1/K’c
atau KcK’c=1,00 konstanta – konstanta Kc dan K’c keduanya adalah konstanta
kesetimbangan yang valid. Tetapi kita belum bisa menentukan bahwa konstanta
kesetimbangan untuk sistem reaksi NO2-N2O4 adalah 4,63x
atau 216.
2) Harga
konstanta kesetimbangan K juga tergantung pada bagaimana persamaan
kesetimbangan diseimbangkan.
N2O4(g) NO2(g)
K’c=
Sedangkan
seperti kalau persamaan dituliskan seperti berikut:
N2O4(g) 2NO2(g)
Kc=
Terlihat bahwa :
K’c=
3. Manfaat Konstanta Kesetimbangan
Umumnya konstanta kesetimbangan dapat membantu kita
dalam memprakirakan ke arah mana campuran reaksi dapat berjalan untuk mencapai
kesetimbangan, dan untuk menghitung konsentrasi reaktan-reaktan dan
produk-produk saat keadaan kesetimbangan telah tercapai.
Konstanta
kesetimbangan Kc pada 430° untuk reaksi di bawah adalah 54,3.
H2(g)
+ I2(g) 2HI(g)
Di
dalam suatu percobaan pada 430°C, ke dalam wadah 1 L ditempatkan 0,243 mol H2.
0,146 mol I2 dan 1,98 mol HI. Akankah dalam reaksi tersebut
membentuk H2 dan I2, atau HI lagi. Untuk menjawabnya,
maka kita harus memasukkan harga konsentrasi-konsentrasi zat awal ke dalam
pernyataan konstanta kesetimbangan seperti berikut :
=
111
Dimana
indeks “o” menyatakan konsentrasi awal.oeh karena hasil bagi di atas lebih
besar daripada Kc (54,3)berarti sistem ini belum mencapai sistem kesetimbangan.
Akibatnya beberapa molekul HI akan bereaksi membentuk H2 dan I2.
Jadi reaksi dapat berjalan dari kanan ke kiri untuk mencapai kesetimbangan.
Kuantitas yang diperoleh melalui pemasukan harga konsentrasi awal
spesies-spesies ke dalam pernyataan konstanta kesetimbangan disebut hasil bagi
reaksi (Qc). Untuk menentukan arah pergeseran reaksi untuk mencapai
kesetimbangan, kita harus membandingkan harga Qc dan Kc. Ada tiga kemungkinan
yang dapat terjadi :
1. Qc
> Kc harga perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan adalah
cukup besar. Untuk mencapai kesetimbangan maka produk harus berubah menjadi
reaktan. Proses berjalan dari ke kiri.
2. Qc
= Kc konsentrasi mula-mula adalah sama dengan konsentrasi pada kesetimbangan
berarti telah tercapai kesetimbangan.
3. Qc
< Kc harga perbandingan konsentrasi awal produk terhadap reaktan adalah
cukup kecil. Untuk mencapai kesetimbangan maka reaktan harus berubah menjadi
produk. Proses berjalan dari ke kanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bab
pembahasan di atas, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan
di mana tidak ada perubahan yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi.
Jika suatu kimia telah mencapai keadaan kesetimbangan maka konsentrasi reaktan
dan produk menjadi konstan sehingga tidak ada perubahan yang teramati dalam
sistem. Konsep konstanta kesetimbangan sangat penting dalam ilmu kimia. Konsep
ini digunakan sebagai kunci untuk menyelesaikan berbagai permasalahan
stoikiometri yang melibatkan sistem kesetimbangan. Dan untuk menyatakannya ada
langkah tertentu untuk menyelesaikannya.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat penulis berikan atau aspirasikan dalam penulisan karya ilmiah
ini yaitu :
1.
Sebaiknya
pihak universitas membatasi mahasiswa dalam pengambilan materi penulisan karya
ilmiah melalui internet agar mahasiswa lebih termotivasi dalam menemukan bahan
atau materi lewat beberapa buku di perpustakaan dan agar mahasiswa lebih termotivasi
untuk membaca buku.
2.
Sebaiknya
mahasiswa lebih mendalami pemahaman materi kesetimbangan kimia karena materi
ini merupakan materi dari salah satu mata kuliah umum yang perlu diluluskan
untuk pengambilan SKS berikutnya.
3.
Seharusnya
diberikan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan makalah larutan ini karena
mempertimbangkan saat ini penulis selaku mahasiswa baru angkatan 2013 yang
sedang dalam masa kaderisasi yang menguras waktu yang tak sedikit, dan adanya
tantangan lain berupa tugas-tugas MKU lain.
DAFTAR
PUSTAKA
Tim Dosen Kimia Universitas Hasanuddin. 2013. Kimia Dasar 1. Makassar:
Bagian Kimia UPT Mata Kuliah Umum
Universitas Hasanuddin.
Partana, Crys Fajar dan Antuni Wiyars. 2009. Mari Belajar Kimia Jilid 2 untuk
SMA-MA Kelas XI IPA. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Utami, Budi, Agung Nugroho Catur Saputro, Lina Mahardiani, Sri
Yamtinah dan
Bakti Mulyani. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XI Program Ilmu
Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar